ContohKalimat Negatif dalam Bahasa Jepang. 1.Watashi wa gakusei dewa arimasen. わたし は がくせいではありません. Saya bukan siswa. 2.Watashi wa Indonesia-jin dewa arimasen. わたしはインドネシアじんではありません. Saya bukan orang Indonesia. 3.Koko wa kyoushitsu dewa arimasen. ここはきょうしつでは
6 Dilaporkan ke Badan Penayangan. 7. Penyakit Kaori Tidak Pernah Dijelaskan. Ada satu anime yang banyak diperbincangkan orang karena ceritanya yang sedih. Anime berjudul Shigatsu Wa Kimi No Uso atau Your Lie in April adalah serial manga yang ditulis oleh Naoshi Arakawa. Cerita manga ini sudah diadaptasi ke dalam anime televisi yang ditayangkan
OrangJepang dikenal sangat selektif dalam menjaga kadar karbohidrat yang masuk dalam tubuhnya. Mereka juga selalu memvariasikan makanan yang mengandung karbohidrat. Tidak seperti kita yang memakan nasi 3 kali sehari, sebagian besar orang Jepang punya cukup banyak pilihan karbohidrat selain nasi, di antaranya udon (mie dari beras), soba (mie
NomorTelepon atau Nomor, Akun, dan ID Untuk Sosial Media dalam Bahasa Jepang Nomor Telepon, HP, WA, dsb Pola kaliamt KB (の) ばんごう KB (no) bangou Nomor KB* *KB = telepon, HP, WA, dsb Penjelasan Kata "bangou" digunakan untuk menyatakan "nomor" untuk telepon, HP, smartphone, WA, dsb. Kata "no" di antara "telepon / SNS*" dan "bangou" dapat dihapus.
. Contents1. Pola Kalimat2. Penjelasan3. 1. Pembentukan Predikat dalam Anak Kalimat Sebelum “koto” atau “no”4. 2. Struktur Kalimat Koto dan No5. 3. Perbedaan Penggunaan antara Koto dan No6. 3-1. Situasi yang Hanya Dapat Menggunakan 3-1-1. Sebagai Predikat KB wa [ Anak Kalimat + koto ] 3-1-2. Pola kalimat “KK koto ga xxx” 3-1-3. KK yang berkaitan dengan percakapan atau pemikiran7. 3-2. Situasi yang Hanya Dapat Menggunakan 3-2-1. KK 3-2-2. KK yang aksinya langsung terjadi di 3-2-3. Sebagai Sintaksis [ Anak kalimat + no ] wa KB desu Pola Kalimat Anak Kalimat Bentuk Biasa + {こと/の} Anak Kalimat Bentuk Biasa + {koto/no} Anak Kalimat yang dinominakan oleh {koto/no} Penjelasan Kata benda “koto” dan partikel “no” dapat digunakan untuk mengubah sebuah kalimat menjadi seperti kata benda. Pada dasarnya, anak kalimat dalam bahasa Jepang tidak dapat langsung menjadi sebuah unsur seperti subjek, objek, atau keterangan dalam kalimat. Namun, jika anak kalimat tersebut dibubuhkan dengan “koto” atau “no”, anak kalimat tersebut klausa nomina dapat berperan seperti sebuah kata benda, dan dapat berfungsi sebagai subjek, objek, keterangan, atau topik dalam kalimat. Dengan kata lain, kata benda “koto” dan partikel “no” dapat menominakan anak kalimat, dan anak kalimat tersebut dapat diperlakukan sebagai kata benda dalam berbagai pola kalimat. Pada dasarnya, “koto” dan “no” sering dapat dipertukarkan satu dengan yang lain. Namun, kedua kata tersebut tidak selalu dapat dipertukarkan juga. Penggunaan dan perbedaan “koto” dan “no” dijelaskan sebagai berikut di bawah. 1. Pembentukan Predikat dalam Anak Kalimat Sebelum “koto” atau “no” Predikat di depan {koto/no} dalam anak kalimat berbentuk bentuk biasa meskipun predikat dalam kalimat pokok kalimat belakang berbentuk baik bentuk halus maupun biasa. KK 食たべる/食たべない/食たべた/食たべなかった + {こと/の} tabe-ru/tabe-nai/tabe-ta/tabe-nakatta + {koto/no} KS-i 暑あつい/暑あつくない/暑あつかった/暑あつくなかった + {こと/の} atsu-i/atsu-ku nai/atsu-katta/atsu-ku nakatta + {koto/no} KS-na 元気げんきな/元気げんきではない/元気げんきだった/元気げんきではなかった + {こと/の} genki na/genki dewa nai/genki datta/genki dewa nakatta + {koto/no} ★KB こと 休やすみだというatau 休やすみである*/休やすみではない/休やすみだった/休やすみではなかった + こと yasumi dato iuatau, yasumi dearu/ yasumi dewa nai/ yasumi datta/yasumi dewa nakatta + koto の 休やすみな*/休やすみではない/休やすみだった/休やすみではなかった + の yasumi na/ yasumi dewa nai/ yasumi datta/yasumi dewa nakatta + no, ~ *perhatikan perubahan bentuk KB positif & non-lampau. 2. Struktur Kalimat Koto dan No Predikat di depan {koto/no} dalam anak kalimat berbentuk bentuk biasa, dan subjek dalam anak kalimat ditunjukkan dengan partikel “ga” bukan “wa”. ☆KB sebagai Objek [ 彼女かのじょ ] を 知しっています。 [ Kanojo ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia♀ ]. ★Anak Kalimat KK sebagai Objek [ 彼女かのじょは結婚けっこんしました。] + を知しっています。 = [ Kanojo wa kekkon shi-mashita. ] + o shitte i-masu. = [ Dia sudah menikah ] + Saya tahu bahwa xxx. = ↓ [ 彼女かのじょが結婚けっこんした {こと/の} ] を知しっています。 [ Kanojo ga kekkon shita {koto/no} ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia sudah menikah ]. ★Anak Kalimat KS-i sebagai Objek [ 彼女かのじょがやさしい {こと/の} ] を知しっています。 [ Kanojo ga yasashi-i {koto/no} ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia ramah ]. ★Anak Kalimat KS-na sebagai Objek [ 彼女かのじょがまじめな {こと/の} ] を知しっています。 [ Kanojo ga majime na {koto/no} ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia jujur ]. ★Anak Kalimat KB sebagai Objek [ 彼女かのじょが 日本人にほんじんであること/日本人にほんじんなの ] を知しっています。 [ Kanojo ga {Nihon-jin dearu koto / Nihon-jin-na no} ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia adalah orang Jepang ]. Contoh Kalimat ★Anak Kalimat sebagai Subjek 昔むかしからここで働はたらく{こと/の}が 夢ゆめでした。 Mukashi kara koko de hataraku {koto/no} ga yume deshita. Sejak dulu, kerja di sini adalah mimpi saya. 学校がっこうで勉強べんきょうする{こと/の}が きみの仕事しごとです。 Gakkoo de benkyoo suru {koto/no} ga kimi no shigoto desu. Belajar di sekolah adalah pekerjaanmu. ★Anak Kalimat Sebagai Objek 日本にほんに行いかなかった{こと/の} を 後悔こうかいしています。 Nihon ni ika-nakatta {koto/no} o kookai shite i-masu. Saya menyesal saya tidak pergi ke Jepang. 彼女かのじょと結婚けっこんする{こと/の} を あきらめました。 Kanojo to kekkon suru {koto/no} o akirame-mashita. Saya sudah menyerah untuk menikah dengannya♀. ★Anak Kalimat Sebagai Keterangan 彼かれが外国がいこくの大学だいがくに行いく{こと/の} に 反対はんたいします。 Kare ga gaikoku no daigaku ni iku {koto/no} ni hantai shi-masu. Saya menentang dia♂ pergi belajar di luar negeri. 上司じょうしを説得せっとくする{こと/の} に 成功せいこうしました。 Jooshi o settoku suru {koto/no} ni seekoo shi-mashita. Saya berhasil membujuk atasan. ★Anak Kalimat Sebagai Topik 漢字かんじが難むずかしい{こと/の}は 知しっています。 Kanji ga muzukashi-i {koto/no} wa shitte i-masu. Saya tahu kanji itu susah. 彼女かのじょが {日本人にほんじんであること/日本人にほんじんなの} は、みんなが知しっています。 Kanojo ga {Nihon-jin dearu koto/Nihon-jin na no} wa minna ga shitte i-masu. Semua orang tahu dia adalah orang Jepang. 3. Perbedaan Penggunaan antara Koto dan No “Koto” dan “no” tidak selalu dapat dipertukarkan satu dengan yang lain, dan terdapat juga situasi yang harus menggunakan “koto”, atau pun “no” tergantung pada konteks kalimatnya. 3-1. Situasi yang Hanya Dapat Menggunakan Koto 3-1-1. Sebagai Predikat KB wa [ Anak Kalimat + koto ] desu. Jika anak kalimat ditempatkan pada predikat, maka anak kalimat tersebut harus dibubuhkan dengan “koto”. Pada dasarnya, pola kalimat ini adalah “KB1 wa KB2 desu KB1 adalah KB2”. 私わたしの趣味しゅみは、バドミントンをする{○こと/×の}です。 Watashi no shumi wa badominton o suru {○koto/×no} desu. Hobi saya adalah bermain bulu tangkis. 私わたしの夢ゆめは、アメリカ人じんのアーティストと結婚けっこんする{○こと/×の}です。 Watashi no yume wa Amerika-jin no aatisuto to kekkon suru {○koto/×no} desu. Mimpi saya adalah menikah dengan artis orang Amerika. 3-1-2. Pola kalimat “KK koto ga xxx” Penggunaan “koto” di bawah telah menjadi pola kalimat yang tetap. KK + koto ga dekiru dapat KK 彼かれはフランス語ごを話はなす{○こと/×の}が できます。 Kare wa Furansu-go o hanasu {○koto/×no} ga deki-masu. Dia♂ bisa berbicara dengan bahasa Prancis. KK + koto ga aru pernah KK 私わたしは日本にほんに行いった{○こと/×の}が ありません。 Watashi wa Nihon ni itta {○koto/×no} ga ari-masen. Saya tidak pernah pergi ke Jepang. KK + koto ni suru Memutuskan melakukan KK 来月らいげつ、日本にほんに行いく{○こと/×の}に しました。 Raigetsu, Nihon ni iku {○koto/×no} ni shi-mashita. Saya memutuskan akan pergi ke Jepang bulan depan. KK + koto ni naru Diputuskan melakukan KK 来年らいねん、仕事しごとでアメリカに行く{○こと/×の}に なりました。 Rainen, shigoto de Amerika ni iku {○koto/×no} ni nari-mashita. Sudah diputuskan bahwa saya akan pergi dinas ke Amerika. 3-1-3. KK yang berkaitan dengan percakapan atau pemikiran Jika kata kerja dalam kalimat pokok predikat yang paling belakang merupakan kata kerja yang berkaitan dengan percakapan atau pemikiran, anak kalimat tersebut cenderung dibubuhkan dengan “koto”. Contoh kata kerja jenis ini sebagai berikut di bawah. 話はなすhanasu berbicara、発表はっぴょうするhappyoo suru、伝つたえるtsutaeru、約束やくそくするyakusoku suru、教おしえるoshieru、知しらせるshiraseru、命令めいれいするmeeree suru、頼たのむtanomu、要求ようきゅうするyookyuu suru、祈いのるinoru、考かんがえるkangaeru、信しんじじるshinjiru、疑うたがうutagau、理解りかいするrikaisuru、反省はんせいするhansee suru, dll 明日あすの会議かいぎが中止ちゅうしになった{○こと/△の}を 社員しゃいんに伝つたえてください。 Asu no kaigi ga chuushi ni natta {○koto/△no} o shain ni tsutaete kudasai. Tolong sampaikan kepada para karyawan bahwa rapat besok dibatalkan. シンタさんには恋人こいびとがいる{○こと/△の}を ケンさんに教おしえてあげました。 Sinta-san ni-wa koibito ga iru {○koto/△no} o Ken-san ni oshiete age-mashita. Saya memberi tahu Ken bahwa Sinta sudah punyai pacar. 来週らいしゅうまでに借金しゃっきんを返かえす{○こと/△の}を 約束やくそくしました。 Raishuu made ni shakkin o kaesu {○koto/△no} o yakusoku shi-masu. Saya berjanji akan melunasi utang paling lambat minggu depan. 将来しょうらい、バリ島とうに住すむ{○こと/△の}を 考かんがえています。 Shoorai, Bali-too ni sumu {○koto/△no} o kangaete i-masu. Saya sedang berpikir bahwa saya akan tinggal di Bali pada masa depan. 3-2. Situasi yang Hanya Dapat Menggunakan No 3-2-1. KK Pancaindra Jika, kata kerja dalam kalimat pokok predikat yang paling belakang merupakan kata kerja yang berkaitan dengan pancaindra seperti 見みるmiru melihat, 見みえるmieru terlihat, 聞きくkiku mendengar, 聞きこえるkikoeru terdengar, 感かんじるkanjiru merasa, 見物けんぶつするkenbutsu-suru bertamasya melihat-lihat objek, dsb, maka anak kalimat tersebut harus dibubuhkan dengan “no”. Pada umumnya, aksi melalui pancaindra dirasakan di tempat secara langsung. スリが財布さいふを盗ぬすんだ{×こと/○の}を 見みました。 Suri ga saifu o nusunda {×koto/○no} o mi-mashita. Saya melihat pencopet mencuri dompet. コオロギが鳴ないている{×こと/○の}が 聞きこえます。 Koorogi ga naite iru {×koto/○no} ga kikoe-masu. Terdengar suara jangkrik yang berbunyi. 地震じしんで地面じめんが揺ゆれている{×こと/○の}を 感かんじました。 Jishin de jimen ga yurete iru {×koto/○no} o kanji-mashita. Saya merasa bumi bergoyang karena gempa bumi. 3-2-2. KK yang aksinya langsung terjadi di tempat Jika kata kerja dalam kalimat pokok predikat yang paling belakang menunjukkan aksi yang terjadi di tempat secara langsung seperti 待まつmatsu menunggu, 手伝てつだうtetsudau membantu, 助たすけけるtasukeru menolong, 急いそぐisogu bergegas, 遅おくれるokureru terlambat, 止とめるtomeru menghentikan, 邪魔じゃまするjama suru mengganggu, dll, maka anak kalimat tersebut cenderung dibubuhkan dengan “no”. ケンさんが来くる{△こと/○の}を 待まっています。 Ken-san ga kuru {△koto/○no} o matte i-masu. Saya menunggu Ken datang. 母ははが花はなに水みずをやる{△こと/○の}を 手伝てつだいました。 Haha ga hana ni mizu o yaru {△koto/○no} o tetsudai-mashita. Saya membantu ibu saya menyiram bunga. 会社かいしゃに着つく{△こと/○の}が 遅おくれました。 Kaisha ni tsuku {△koto/○no} ga okure-mashita. Saya terlambat tiba di kantor. 彼かれは、彼女かのじょがケンさんと結婚けっこんする{△こと/○の}を 邪魔じゃましました。 Kare wa kanojo ga Ken-san to kekkon suru {△koto/○no} o jama shi-mashita. Dia♂ mengganggu pernikahannya♀ dengan Ken. 3-2-3. Sebagai Sintaksis [ Anak kalimat + no ] wa KB desu Pola kalimat Anak KalimatBentuk BiasaのはKBです Anak Kalimat Bentuk Biasano wa KB desu Apa yang dijelaskan dalam anak kalimat adalah KB Penjelasan Jika anak kalimat diletakkan di bagian depan kalimat tempat topik dalam pola kalimat “KB1topik wa KB2 desu”, maka predikat dalam anak kalimat tersebut harus dibubuhkan dengan partikel “no”, dan anak kalimat tersebut ditunjukkan dengan penanda topik “wa”. Pola kalimat ini digunakan untuk menyoroti kata benda yang diterangkan oleh topik anak kalimat sebagai predikat utama. Contoh デウィさんは昨日きのう、バッソを食たべました。 Dewi-san wa kinoo bakso o tabe-mashita. Dewi makan bakso kemarin. ★→Menyoroti “Dewi-san” 昨日きのう、バッソを食たべた{×こと/○の}は、デウィさんです。 Kinoo bakso o tabeta {×koto/○no} wa Dewi-san desu. Yang makan bakso kemarin adalah Dewi. ★→ Menyoroti “bakso” デウィさんが昨日きのう食たべた{×こと/○の}は、バッソです。 Dewi-san ga kinoo tabeta {×koto/○no} wa bakso desu. Yang dimakan Dewi kemarin adalah bakso. ★→ Menyoroti “kinoo” デウィさんがバッソを食たべた{×こと/○の}は、昨日きのうです。 Dewi-san ga bakso o tabeta {×koto/○no} wa kinoo desu. Waktu Dewi makan bakso adalah kemarin. orinpikkuolympic Olimpide kin-medarumedal medali emas
Di Kala Rasa Cinta Timbul saat Melakukan Perjalanan Apakah Anda pernah merasakan sesuatu terhadap pegawai toko yang ramah atau orang yang membantu Anda saat tersesat di jalan? Apakah Anda pernah merasa tertarik atau jatuh cinta pada orang yang Anda temui saat sedang melakukan perjalanan? Apakah Anda ingin mengutarakan perasaan Anda pada orang-orang tersebut, tapi tidak tahu bagaimana caranya? Jangan cemas! Kali ini MATCHA akan membahas 15 ungkapan bahasa Jepang yang biasa digunakan orang Jepang saat ingin mengutarakan perasaan mereka terrhadap orang-orang tersebut. Yuk, simak artikel ini! ※Untuk lebih memahami tentang pelafalan ungkapan yang ada di dalam tanda [ ], silakan cek artikel "Rangkuman Singkat Kunci untuk Belajar Bahasa Jepang" Saat Ingin Tahu Tentang Lawan Bicara 1. Namae wa nandesuka? Dilafalkan [namaewa nandeska] Artinya "siapa nama Anda?" Ungkapan ini digunakan saat Anda ingin menanyakan nama lawan bicara Anda. 2. Koibito wa imasuka? Dilafalkan [koibitowa imaska] Artinya "apakah Anda mempunyai kekasih/pacar? " Saat ada orang yang membuat Anda merasa tertarik, tentunya Anda ingin memastikan apakah orang tersebut sudah mempunyai kekasih atau belum, bukan? Di saat seperti itu, silakan gunakan ungkapan ini. Kemudian, jika ada yang menggunakan ungkapan ini kepada Anda, Anda bisa menjawabnya seperti berikut ini Watashi wa imasen. Dilafalkan [watashiwa imasen] Artinya "saya tidak punya kekasih" Watashi wa imasu Dilafalkan [watashiwa imas] Artinya "saya punya kekasih" oshiete kudasai. Dilafalkan [〇〇 oshiete kudasai] Artinya "tolong beritahu 〇〇 Anda." Masukkan nomor telepon, alamat email, atau akun media sosial pada tanda 〇〇. Contoh Denwa bango oshiete kudasai. Dilafalkan [denwabango oshiete kudasai] Artinya "tolong beritahu saya nomor telepon Anda" Saat Ingin Memuji atau Membuat Senang Lawan Bicara 4. Sutekina namae desune. Dilafalkan [sutekina namaedesne] Artinya "benar-benar nama yang indah, ya!" Setelah lawan bicara memberitahu namanya, Anda bisa menggunakan ungkapan ini untuk memuji namanya. 5. Kyo no fuku, kawaii desune. Dilafalkan [kyonofuku kawaidesne] Artinya "pakaian Anda hari ini benar-benar imut!" Ungkapan ini biasa digunakan untuk memuji penampilan seorang wanita. Saat ingin memuji penampilan seorang pria, Anda bisa menggunakan ungkapan berikut Kyo no fuku, kakkoi desune Dilafalkan [kyonofuku kakkoidesne] Artinya "pakaian Anda hari ini benar-benar keren!" 6. Sugoku niau! Dilafalkan [sugoku niau] Artinya "pas sekali!" Gunakan ungkapan ini saat Anda ingin memuji gaya rambut atau pakaian lawan bicara. Ungkapan ini bisa digunakan untuk pria maupun wanita. 7. Anata ni purezento desu. [anatani purezentodes] Artinya "ini hadiah untuk Anda" Gunakan ungkapan ini saat Anda memberikan hadiah ulang tahun atau hadiah kejutan pada lawan bicara. Saat Ingin Mengajak Kencan 8. Shanpo ni ikimasenka? Dilafalkan [sanponi ikimasenka] Artinya "maukah Anda jalan-jalan bersama saya?" Agar bisa menghabiskan waktu berduaan, bagaimana jika Anda mengajak pujaan hati Anda untuk jalan-jalan bersama? MATCHA menyarankan untuk berjalan-jalan melihat sakura saat musim semi atau momiji saat musim gugur. 9. Isshoni gohan ikimasenka? Dilafalkan [isshoni gohan ikimasenka] Artinya "maukah Anda makan bersama saya?" Gunakan ungkapan ini saat Anda ingin mengajak makan bersama pujaan hati Anda. Anda bisa makan di restoran yang terletak di gedung tinggi sembari melihat pemandangan malam. Menikmati sushi atau makanan Jepang lainnya sambil membicarakan budaya Jepang juga merupakan ide yang bagus. Silakan nikmati waktu makan bersama Anda. 10. Kyo wa tanoshikatta desu! Mata asobitai na. Dilafalkan [kyowa tanoshikattades. mata asobitaina] Artinya "Hari ini sangat menyenangkan! Ayo pergi bersama lagi suatu hari nanti!" Setelah selesai berjalan-jalan atau makan, gunakan ungkapan ini untuk menyampaikan kesan Anda mengenai acara hari ini. Jika masih ada tempat lain yang ingin Anda datangi bersama, gunakan ungkapan berikut ini kondo, 〇〇 ni ikitai desu. Dilafalkan [kondo 〇〇ni ikitaides] Artinya "lain kali, ayo pergi ke 〇〇" Saat Ingin Mengungkapkan Rasa Suka 11. Suki desu. Dilafalkan [sukides] Artinya "saya menyukai Anda" Ungkapan ini digunakan saat ingin mengungkapkan perasaan suka yang Anda miliki terhadap lawan bicara. 12. Tsukiatte kudasai. Dilafalkan [tsukiattekudasai] Artinya "maukah Anda menjadi kekasih saya?" Gunakan ungkapan ini saat Anda mengungkapkan perasaan dan ingin menjadikan lawan bicara sebagai kekasih Anda. 13. Hitomebore shimashita. Dilafalkan [hitomebore shimasita] Artinya "saya jatuh cinta sejak pandangan pertama" Anda bisa menggunakan ungkapan ini untuk menyampaikan bahwa Anda telah jatuh cinta pada lawan bicara sejak pertama kali bertemu. 14. Zutto isshoni itai desu. Dilafalkan [zutto isshoni itaides] Artinya "saya ingin selalu bersama Anda" Gunakan ungkapan ini untuk menyampaikan perasaan Anda pada lawan bicara bahwa Anda ingin selalu berada di sisinya. 15. Anata wo shiawaseni shitai desu. Dilafalkan [anatawo shiawaseni shitaides] Artinya "saya ingin membahagiakan Anda" Ungkapan ini digunakan saat Anda ingin melamar pujaan hati Anda. Latihan 1. Namae wa nandesuka? [namaewa nandeska] 2. Koibito wa imasuka? [koibitowa imaska] 3. Denwa bango oshiete kudasai. [denwabango oshiete kudasai] 4. Sutekina namae desune. [sutekina namaedesne] 5. Kyo no fuku, kawaii desune. [kyonofuku kawaidesne] 6. Sugoku niau! [sugoku niau] 7. Anata ni purezento desu. [anatani purezentodes] 8. Shanpo ni ikimasenka? [sanponi ikimasenka] 9. Isshoni gohan ikimasenka? [isshoni gohan ikimasenka] 10. Kyo wa tanoshikatta desu! Mata asobitai na. [kyowa tanoshikattades. mata asobitaina] 11. Suki desu. [sukides] 12. Tsukiatte kudasai. [tsukiattekudasai] 13. Hitomebore shimashita. [hitomebore shimasita] 14. Zutto isshoni itai desu. [zutto isshoni itaides] 15. Anato wo shiawaseni shitai desu. [anatawo shiawaseni shitaides] Tunggu apa lagi? Ayo praktekkan ungkapan-ungkapan di artikel ini pada orang yang Anda sukai! Artikel terkait
Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya kita sebagai individu di dalam masyarakat dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan orang lain pada umumnya. Meskipun saat ini kita hidup dan menghabiskan waktu dalam dunia digital, hal ini tentu saja bukan hanya sekadar “menyesuaikan diri” lagi tetapi lebih “memperhatikan diri” untuk lebih sadar dan menghargai adanya keberadaan orang dasarnya, teknologi digital tidak lagi hanya membicarakan tentang dampak positif dan negatif saja yang perlu diketahui, tetapi juga tanggung jawab kita dalam menggunakannya, tidak terkecuali mengenai etika. Baik berkomunikasi di dunia nyata ataupun dunia digital dengan orang lain, tetap saja kita juga harus memperhatikan apa yang akan kita kesadaran kita dalam mengendalikan diri dalam berkomunikasi menjadi kunci dasar agar tidak menimbulkan gesekan dengan orang lain yang berawal dari tidak adanya sikap menghargai satu sama lain. Sikap yang menjadi budaya negatif inilah yang akhirnya memunculkan adanya ujaran kebencian hate speech hingga mengganggu keharmonisan dalam masyarakat. Sejalan dengan Filsuf dan ahli psikolog Jerman mengatakan “Man’s biological weakness is the condition of human culture” artinya kelemahan biologis manusia adalah kondisi dari budaya alasan tersebut, etika menjadi karakter dasar yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda untuk menguatkan pondasi bangsa. Pembentukan karakter inilah yang menjadi tugas pendidikan di Indonesia, salah satunya Pendidikan Generasi Muda PGM di mana mungkin kita masih terasa asing karena memang hal yang baru saja kita kita ketahui bahwa Pendidikan Generasi Muda merupakan pendidikan karakter yang diberikan kepada mereka sebagai generasi muda yang termasuk dalam usia produktif dari umur 15-35 tahun. Pendidikan Generasi Muda PGM membuktikan bahwa kita sebagai generasi muda yang memasuki usia dewasa juga masih membutuhkan pendidikan karakter yang tidak hanya berhenti pada usia anak sekolah pada mendasar dalam Pendidikan Generasi Muda PGM tidak hanya mengadopsi dan mempelajari nilai-nilai positif dari masyarakat lokal yang ada di Indonesia tetapi juga negara-negara lain. Salah satunya adalah negara Jepang yang dikenal oleh banyak orang di dunia sebagai negara yang memiliki karakter yang Sakura. Sumber UnsplashJepang atau yang disebut oleh kebanyakan orang sebagai “negeri sakura” merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia yang mampu bersaing dengan Korea Selatan dan China. Jepang terbukti mampu melahirkan perusahaan besar yang dikenal oleh dunia seperti Toyota, Sony, Fujifilm, dan Panasonic. Membicarakan Jepang tidak hanya pada kemajuan teknologinya saja, melainkan dikenal sebagai negara yang dinilai sukses menanamkan budaya mereka kepada para generasi mudanya untuk memiliki karakter yang tidak hanya pada kedisiplinan saja, tetapi juga kesopanan yang tinggi kepada orang lain. Tentu saja keunggulan masyarakatnya membuat Jepang dikenal dengan negara yang ramah dan memiliki etika yang membawa nama baiknya semakin positif di dunia kuat ini yang berasal dari penanaman karakter budaya sejak dini yang dilakukan di Jepang dengan mengajarkan para siswanya untuk memiliki rasa takut untuk melakukan sesuatu tindakan yang berbeda dari orang lain dan bersikap hati-hati untuk menghindari konflik satu sama lain. Kita tahu bahwa orang-orang di negara Jepang selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan istilah “wa” / 和 yang memiliki arti “harmoni” dalam karakter kanji Jepang yang berbeda dengan makna kanji yang digunakan di China. Istilah “wa” dalam budaya Jepang menjadi budaya yang sangat dipegang teguh oleh setiap orang di sana. Utamanya dijadikan kunci dasar kehidupan bagi masyarakat Jepang. Atas dasar inilah yang membuat budaya Jepang tidak mengizinkan kegagalan dalam bersikap atau bertindak pada masyarakatnya. Budaya Jepang “wa” masuk di semua aspek kehidupan sehari-hari termasuk dalam berkomunikasi, pastinya kita akan melihat bagaimana masyarakat Jepang selalu memberikan prioritasnya kepada orang lain sehingga terlihat baik di depan umum. Ini bukti dari masyarakat Jepang yang berusaha tidak menyinggung perasaan orang lain melalui tindakan dan sikap. Budaya Jepang “wa” atau “harmoni” menjadi pengendali masyarakat untuk selalu menghormati dan menghargai satu sama Jepang memiliki sifat “honne” atau “perasaan dalam diri” dan sifat “tatemae” atau “perasaan menyesuaikan norma”. Adanya anggapan masyarakat Jepang memiliki sikap komunikasi yang kontradiktif, saat mereka berkomunikasi terlihat menyembunyikan perasaan mereka dengan mengutamakan perasaan orang lain untuk berusaha tidak menyinggungnya. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari budaya Jepang yang menanamkan rasa malu dan menghormati orang lain sejak kecil hingga contohnya, saat kita mengundang atau meminta bantuan pada orang Jepang pastinya tidak akan bisa menolak permintaan kita. Mereka hampir tidak mau mengatakan kata “tidak”, baik itu saat “honne” atau perasaan mereka tidak senang, mereka akan langsung sadar dengan “tatemae” yang mereka miliki dengan menyembunyikan perasaan mereka untuk lebih menghargai orang lain. Tentu saja budaya Jepang “wa” mampu memberikan keseimbangan masyarakat Jepang untuk memegang teguh karakternya mewujudkan keharmonanisan dan kerukunan. Kita bisa menyadari bahwa menyembunyikan perasaan diri di depan umum memang sangat penting karena dengan begitu kita sadar adanya orang Budaya "Wa" 和 Pada Masyarakat Jepang. Sumber UnsplashMenurut T. Morimoto yang ada di dalam bukunya yang berjudul “Nihongo omote to ura” yang mengenai kepura-puraan dan kebenaran dalam Bahasa Jepang menjelaskan bahwa masyarakat Jepang selalu menganggap keterusterangan merupakan bentuk ketidaksopanan. Tentunya ini menandakan adanya upaya menutupi keinginan dengan sopan untuk berhati-hati tidak menyinggung orang dengan dunia digital sekarang ini yang sering dipertanyakan mengenai etikanya harusnya membuat kita sadar akan tanggung jawab kita untuk tetap menghargai keberadaan orang lain. Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya dikenal dengan budaya timurnya harus bisa mencontoh bagaimana Jepang yang lingkupnya masih di Asia masih kuat memegang budayanya. Jawaharlal Nehru sebagai negarawan India mengatakan budaya yang dimiliki akan memperluas pikiran dan semangat kita. Tentunya dukungan budaya Jepang ini menjadi contoh untuk menguatkan pondasi kita khususnya generasi muda dalam menghadapi gelombang budaya lainnya.
no wa orang jepang